Powered by Blogger.

Saturday, November 19, 2022

Irak Bangun Pembangkit Listrik Nuklir dengan Bantuan Rusia

Irak hanya bisa mengatasi krisis listri dengan hanya membangun pembangkit tenaga nuklir bernilai 40 miliar dolar, kata seorang pejabat Irak.

Irak, yang menguasai cadangan minyak mentah terbukti terbesar ke-5 di dunia, perlu menghasilkan 62 gigawatt (GW) listrik pada tahun 2030 untuk memenuhi permintaan domestik, kata Kamal Lateef, mantan direktur Komisi Irak untuk pengendalian sumber radioaktif. 

Dikutip oleh Shafaq News dan publikasi Irak lainnya, Lateef mengatakan jumlahnya tidak besar mengingat fakta bahwa memproduksi listrik dari minyak, gas, dan sumber tradisional lainnya akan merugikan Irak lebih banyak dalam hal hilangnya bahan bakar fosil. 


Lateef mencatat bahwa pengeluaran untuk pembangkit listrik yang dijalankan hidrokarbon akan mencapai lebih dari 19 persen pendapatan nasional Irak dibandingkan dengan standar internasional sebesar 5 persen. 

“Solusi terbaik untuk mencapai swasembada listrik di Irak adalah dengan membangun reaktor nuklir bersama dengan proyek energi terbarukan lainnya… reaktor nuklir dapat memastikan setidaknya 10 GW kebutuhan listrik Irak,” kata Lateef. 

“Mengingat kerugian minyak dan gas yang besar untuk pengoperasian pembangkit listrik, investasi reaktor nuklir dapat diimbangi hanya dalam waktu empat tahun,” tambahnya. 


Pada minggu sebelumnya kedutaan Rusia di Baghdad menyebut bahwa Irak dan Rusia telah sepakat untuk pembangunn PLTN untuk mengatasi krisis listrik.

Irak sebelumnya telah mengajukan proposal ke PBB untuk pembangunan beberapa PLTN.

Published: By: Admin2 - 9:08 PM

Friday, December 13, 2019

Robot Cerdas CIMON 2 Bakal Temani Astronot di Antariksa

ilustrasi


Robot cerdas yang dilengkapi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan saat ini tengah menuju Stasiun Luar Angkasa (ISS). (baca)

Asisten Astronot yang dikenal sebagai Crew Interactive Mobile Companion atau CIMON 2, baru saja diluncurkan untuk bertugas di laboratorium yang mengorbit di atas kapsul kargo robot SpaceX yang lepas landas dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida, Amerika Serikat (AS), pada 5 Desember lalu.

CIMON 2 mengikuti jejak generasi sebelumnya yakni CIMON yang mencapai ISS pada musim panas 2018.

Kedua robot tersebut dikembangkan oleh perusahaan dirgantara Eropa Airbus atas nama badan antariksa Jerman DLR dan menggunakan sistem Watson IBM sebagai AI mereka.

Dikutip dari laman Space.com, Minggu (8/12/2019), CIMON 2 menunjukkan beberapa peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan pendahulunya yang merupakan demonstrasi teknologi yang dirancang untuk menunjukkan bagaimana manusia dan robot dapat berkolaborasi dalam lingkungan luar angkasa.

Sebagai contoh, robot yang lebih baru ini telah diperbaharui dengan sistem 'Watson Tone Analyzer' dari IBM Cloud.

Pembaharuan sistem ini tentunya memberikan kemampuan pada CIMON 2 untuk menilai dan bereaksi terhadap emosi Astronot.

"Dengan pembaharuan ini, CIMON telah berubah dari asisten ilmiah menjadi mitra percakapan empati," tulis perwakilan IBM dalam sebuah pernyataan resminya.

"Secara khusus, CIMON 2 memiliki mikrofon yang lebih sensitif dan orientasi-orientasi tingkat lanjut. Kemampuan AI dan stabilitas aplikasi perangkat lunak yang kompleks juga telah meningkat secara signifikan di CIMON 2."
Published: By: Admin2 - 11:26 AM

Friday, November 15, 2019

Sunday, October 6, 2019

Pesawat Bertenaga Listrik Akan Segera Diuji Coba di AS

NASA bakal segera menguji coba X-57 Mod II, sebuah pesawat bertenaga listrik yang baru tiba di Armstrong Flight Research Center di California. Termasuk ke dalam X-plane, X-57 Mod II adalah pesawat yang digunakan lembaga antariksa Amerika Serikat untuk menguji dan mengevaluasi teknologi baru.

Dilansir dari Engadget, Sabtu (5/10/2019), NASA berencana untuk menempatkan sistem propulsi listrik pesawat ini melalui percobaan, dengan maksud untuk berbagi informasi perkembangan listrik di industri pesawat terbang. (baca)

NASA akan mulai dengan melakukan pengujian darat pada Mod II agar dapat mempersiapkan fase berikutnya dari proyek tersebut, yang mencakup taxi (berjalan di darat) dan selanjutnya tes penerbangan.

Belum jelas secara keseluruhan kapan hal ini akan dilakukan, tetapi konfigurasi Mod III dan IV pesawat akan memiliki sayap tidak seperti iterasi saat ini. Ketika pengujian penerbangan sudah terjadi, momen ini akan menjadi sejarah.

Pengiriman pesawat X-57 Mod II ke NASA adalah peristiwa penting, menandai dimulainya fase baru dalam proyek pesawat listrik yang menarik ini. Dengan pesawat yang kami miliki, tim X-57 akan segera melakukan pengujian darat pada sistem propulsi listrik terintegrasi untuk memastikan pesawat layak terbang.

"Kami berencana untuk cepat berbagi pelajaran berharga yang bisa dipelajari selama kami maju menuju pengujian penerbangan, membantu menginformasikan pertumbuhan pasar pesawat listrik,” kata X-57 Project Manager, Tom Rigney.

NASA akan membagikan apa pun yang dipelajarinya tentang sistem propulsi listrik pesawat dan tentang proses mencapai kelaikan udara bagi para pemain dan regulator industri.

Pada akhirnya berharap untuk membantu mengembangkan standar sertifikasi untuk pesawat listrik, termasuk kendaraan mobilitas udara perkotaan (atau mobil terbang) yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal.
Published: By: Admin2 - 2:24 AM

 

Ads